Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Ayam rica-rica pedas Jablay!

Gambar
“Bu mau nitip beli rujak serut nggak?” “Boleh, pedes ya, cabenya 5” “Ya Olloh bu, ini pake cabe jablay lho, satu aja udah pedes banget” “Haaaa? JABLAY? Cabe apa tuh? Cabe-cabean ? Search Google image, kayak apa sih cabe jablay?  Eng ing eeeenggg.. muncullah image cabe rawit merah ukuran segede jari kelingking Itu percakanpan saya dan OB kantor beberapa waktu lalu, dan jadi inspirasi saya untuk kasih judul resep masakan ini dengan "Ayam rica-rica pedas Jablay" Bahan utama : 1 ekor Ayam ukuran sedang, potong 12 Bahan untuk ayam : 1 Jeruk nipis, ambil air perasannya 1 sdt Garam ½ sdt Lada bubuk Bumbu halus : 10 butir Bawang merah ukuran besar 4 butir Bawang putih ukruan besar 15 Cabe rawit jablay ( wkwkwkw… ).  Kalau mau lebih pedas lagi, tambahkan sesuai selera. 5 Cabe merah besar (saya skip, ga ada stock di kulkas) 5 butir Kemiri 1 ruas Jahe 1 ruas Lengkuas ½ cm Kunyit (boleh di skip) Bumbu / bahan pelengkap : 2 s

Bukan kebetulan semata

Pernahkah kita berfikir bahwa semua kejadian di dunia ini bukan kebetulan semata? Melainkan diatur secara berkesinambungan dan brilliant oleh Dzat yang maha mengatur? Ada riwayat di zaman Nabi Musa Allaihissalam yang diceritakan kembali oleh Ustadz Khalid Basalamah Diriwayatkan saat Nabi Musa Allaihissalam menyampaikan bahwa ia ingin melihat keadilan Allah didepan mata secara langsung.   Maka Allah melalui malaikat Jibril berkata : “Hai Musa kau tidak akan mampu, kau tidak bisa sabar melihat keadilan Allah kalau dalam kejadian langsung. Kau akan sulit untuk bersabar menunggu, karena ada prosesi-prosesi dalam kasus yang ada” Nabi Musa Allaihissalam disuruh pergi ke salah satu mata air di sekitar gunung Tursina, dimana sepanjang mata memandang yang tampak hanya padang pasir dan gunung-gunung batu, tidak ada orang disekitar situ, tapi ada satu mata air mengalir. Nabi Musa Allaihissalam disuruh menyaksikan saja apa yang terjadi dihadapannya, tidak diperbolehkan berbuat apa-