Postingan

Property : Nilai Jual Objek Pajak VS Harga Jual

Kabar gembira buat pemilik property diwilayah DKI Jakarta, karena melalui peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 259 tahun 2015, bahwa Pajak Bumi dan Bangunan dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sampai dengan Rp 1.000.000.000, DIBEBASKAN. Sippp dah..., Kemajuan pesat dari pemprov DKI Jakarta,  sejak kasus NGATIJO yang saya derita (... lebay ya sayahh?) Ada yang masih rancu antara Harga rumah berdasarkan NJOP dan Harga rumah berdasarkan harga pasaran. Apakah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ? Adalah nilai jual objek pajak atas tanah dan bangunan yang tertera pada lembar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).  Contoh cara ngitungnya gini : Luas tanah : 500 m Luas bangunan : 300 m Nilai jual objek pajak atas tanah : Rp 5.000.000/ m2 Nilai jual objek pajak atas bangunan : Rp 3.000.000/ m2 NJOP Tanah : 500 m2 x Rp 5.000.000,- = Rp 2.5 milyar NJOP Bangunan : 300 m2 x Rp 3.000.000,- = Rp 900 juta Maka nilai jual objek pajak rumah kita = Rp 3,4 milyar Nah, NJO

Quote of the day : Al Isra’ ayat 7

Surah Al Isra’ ayat 7 : ”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri…”. Sesungguhnya kebaikan akan memantul pada pelakunya Manusia yang hatinya bersih akan merasa bahagia apabila mampu memberi manfaat untuk orang lain. Manusia yang hatinya kelam dan kotor justru merasa bahagia melihat kesusahaan dan penderitaan orang lain.

Mangga santet!

Gambar
Beberapa waktu lalu, pagi-pagi banget, saya nemuin buah mangga di pintu masuk pager rumah. Mangga ranum, tergeletak tepat dibalik pager, seperti  ada yang sengaja naro disitu. Perasaan disebrang rumah hanya ada pohon jambu klutuk merah, … apa mungkin pohon jambu jaman sekarang bisa berbuah mangga? Saya celingukan keluar pager, ga ada orang. Langkah pertama, saya poto, lalu share ke teman-teman di group, minta pendapat. Group langsung heboh, commentnya macem-macem, ada yang bilang : “Kirim ke gue kalo sekilo” “Jatoh dari pohon 'kali?” “Mungkin punya tukang buah keliling, jatoh” Mana mungkin sih pagi buta begitu ada yang dagang keliling? Yang paling extreme dan paling saya denger pendapatnya, yang kayak gini : “Jangan diambil, hati-hati!, barangkali santet kiriman! “Bakar aja, nanti Lu kena guna-guna” Nah Lo, bikin takut. Gimana kalo ternyata beneran ada yang mau nyantet gue? Salah gue ape? Saya melanjutkan aktifitas pagi hari, sambil

Suatu Pagi di Terminal Bus Rawamangun

Baru saja masuk parkir di area Damri terminal bus Rawamangun, buka bagasi, kemudian seseorang tiba-tiba saja menghampiri dan dengan sigap meraih koper dari dalam bagasi mobil, kemudian menurunkannya. (Hanya) selintas (saja), Iblis dalam diri saya meyeringai  : "Buset dah Porter! Gue ga perlu! Yang bener aja ! Cuma 5 langkah ke bus!" Kalau pernah parkir di area Damri terminal bus Rawamangun akan tau bagaimana (sedekat apa) jarak antara parkir mobil dan bus Damri mangkal berjejer. Tapi kemudian Malaikat membisikkan ditelinga saya : "Ini dia ladang amal, kesempatan bersedekah"  Saya tatap bapak tua berseragam porter tersebut, kucel , kurus, wajahnya bikin kasihan "Sekedarnya aja bu" "Ya Oke lah pak, silahkan"  Kemudian dia menyeret koper dan saya mengikuti  dari belakang. Lalu, "Ini pak, terima kasih"  sambil saya memberikan dua lembar sepuluh ribuan kepadanya "Ya Allah.. Alhamdulillah" Upps! kaget

Tukang Sol Sepatu Keliling

Tukang sol sepatu itu berhenti mengayuh sepedanya dibelokan jalan, tampak ragu, jalan mana lagi yang harus dilalui. berpapasan jalan dengan saya, berjalan kaki dari Bank Mandiri kompleks,  "Pak sol sepatu ayo ikuti saya, ada sepatu yg butuh diperbaiki" Saya berikan sepasang sepatu lama yg sebenarnya sudah tidak mau saya pakai lagi, agak mangap sol depannya.  Harga sepakat tanpa tawar, dia mulai menjahit sepatu saya.  Dari dalam rumah saya awasi bapak tukang sol sepatu itu bekerja.  Ya Allah.. si bapak kelihatan optimis dengan pekerjaannya, padahal belum tentu dia dapat uang tiap hari, mengingat belum tentu setiap hari ada yang sepatunya rusak.  Dalam hati berkata pada diri sendiri : "Lihat bapak itu, memang kamu pikir berapa dia dapat uang dari kerja jadi tukang sol sepatu ? Belum tentu tiap hari dapat uang, mengayuh sepeda berkeliling ditengah gerimis tidak henti. Bersyukurlah atas limpahan rezeki yang kamu dapat, berbagi selagi masih sanggup berbagi&q