Cara Mengurus SIM hilang di Satpas SIM Daan Mogot




Beberapa waktu lalu saya kehilangan SIM A plus kartu E Toll yang kemungkinan besar ‘molos’ dari dompet.

Kok bisa? Ya bisa saja, karena saya naruh kartu-kartu tersebut dalam celah kartu didalam dompet, dan bisa aja jatuh atau molos saat saya repot. Biasanya setelah belanja, kan buka-buka dompet untuk bayar. Saya sih curiga saat itu.

Sudah saya tanyakan ke supermarket-supermarket tempat saya biasa belanja, saya tanya ke informasi, barangkali nemu SIM A saya disekitaran supermarket ituhh. 

Kalo kartu E Toll bisa beli lagi, tapi SIM A “ealahhhh.. soro Lur” 

Karena bikin SIM yang hilang tidak bisa dibuat di Samsat setempat, apalagi Samsat mobil keliling,  tapi harus dilakukan Samsat pusat, JL  Daan Mogot. Dan apabila tidak punya poto copy dari SIM yang hilang tersebut, maka dianggap bikin baru. 

Wadidawwww, tau sendiri bikin SIM baru ribetnya kayak apa.

Nah saya kebetulan masih punya poto copy dari SIM yang hilang tersebut, jadi ga dianggap bikin baru yang harus menjalani tes tertulis dan tes lapangan, cukup kasih data-data, seperti copy SIM, copy KTP dan surat keterangan hilang dari Kepolisian.

Prosesnya begini :

Datangi Polsek setempat untuk melaporkan kehilangan SIM, bawa copy SIM dan copy KTP, nanti petugas kepolisian akan membuatkan Surat Laporan Kehilangan.

Datangi Samsat pusat di Jalan Daan Mogot (kebetulan saya area Jakarta) bawa sekitar 3 lembar copy SIM dan 5 lembar copy KTP.

Proses pertama, antri untuk cek kesehatan di loket.

Antrinya panjang lho jadi mesti sepagi mungkin, siapkan copy KTP, copy SIM dan Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian.

Setelah loket buka, serahkan copy-copy tersebut dan bayar Rp 25.000 untuk tes kesehatan mata. Dokumen dikembalikan plus dengan bukti bayar.

Selesai keluar dari ruang tes kesehatan mata, akan diarahkan ke loket berikutnya, yaitu loket pembayaran asuransi, serahkan copy-copy dokumen tadi, bayar Rp 30.000, kemudian dokumen dikembalikan ke saya plus bukti bayar asuransi dan kartu asuransi.

Selesai bayar asuransi, saya pindah antrian lain, di gedung utama. 

Disini perjuangannya dimulai. 

Ada 2 rombongan antrian, 

  • Satu baris antrian untuk pembuatan SIM baru, yang panjangnya ‘auzubillah
  • Satu baris antrian untuk Perpanjang SIM. 
Antrian Perpanjang SIM Ini tidak panjang, ya iyalah, karena perpanjang SIM kan bisa dimana saja, di SIM keliling pun bisa, mungkin orang-orang yang memang pengen sowan ke SAMSAT aja kali yee, yang mau perpanjang SIM disini.

Nah pengalaman saya kemarin ini, kita harus aktif nanya, dan nanya-nya musti detail, karena kalau tidak, kita bisa masuk rombongan yang salah, dan kalo sudah terlanjur masuk rombongan yang salah, maka harus mulai dari yang paling belakang… huhuuhu emakkkk tolongg.

Jadi gini, disaat antri di rombongan yang mengular panjang dan lamaaa, seorang petugas kasih pengumuman, “Yang Perpanjang SIM silahkan masuk duluan”

Saya : Pak saya bukan perpanjang, tapi SIM hilang

Petugas : Harap tunggu di antrian “buat baru”  

Kemudian petugas menghilang ke belakang

Ga puas saya tanya ke petugas lain :  “Pak saya SIM hilang tapi punya poto copy”

Petugas : Silahkan masuk bareng rombongan perpanjang SIM

Seeettt dah.. gw langsung ngacir ikut rombongang yang sudah dipersilahkan masuk.

Tuh kan, coba kalo saya cepet puas dengan jawaban petugas, mungkin saya nunggu sampe bego' di antrian yang salah. 

Nah karena saya sudah selamat masuk ke rombongan yang benar, maka rombongan diarahkan ke loket pembayaran SIM. Antri lagi, tapi cepat prosesnya, bayar diloket Rp 80.000,- dikasih tanda terima, kemudian diarahkan untuk mengisi formulir, tanda tangan formulir.

Kemudian diarahkan ke Lantai 2 ruang cek arsip. Kemudian data-data di cek petugas, bayar Rp 20.000, sebentar saja prosesnya disini, dokumen dikembalikan ke saya. 

Kemudian diarahkan ke ruang lainnya dilantai bawah, serahkan semua dokumen, dimintain 1 copy KTP lagi, agak lamaaaa nunggu, kemudian dipanggil dan dikembalikan data-data saya kecuali formulir isian tadi. 

Kemudian diarahkan ke loket lain yang ramaiiii bangett, loketnya banyak, tapi yang antri juga ga kalah banyak, disini proses photo dan input data, dan perjuangannya melatih KESABARAN ga kalah hebat.

Kita taruh aja data kita di tempat semacam box yang disediakan sesuai prosedur, nunggu dipanggil sampe hampir bego', karena saya banyak lihat beberapa rombongan orang baru datang langsung dipanggil untuk photo. Sampe saya protes bolak-balik ke petugasnya “Prosesnya gimana sih Bu, mereka yang datangnya belakangan dari saya kok malah sudah dipanggil? Kalo seseorang  langsung datang ke Ibu dan taruh segepok data dimeja, gimana data orang-orang seperti saya yang dengan patuhnya taruh data di box yang seharusnya?”

Haduduhhhhhh.. merasa teraniyaya.

Akhirnya, setelah bosen bolak-balik nanya, saya dipanggil photo dan petugas input data.

Ndilalahe, pas ambil SIM di loket, data saya ada yang salah. Nama saya salah huruf lah, alamat pondok kelapa, diketik pondok KELEPA, ga sekalian KELEPAK atau TOYOR.

Haduuhhh… ini akibatnya kalau bete, saya ga teliti waktu Ibu petugas input data dan saya ga cek lagi, main oke-oke aja, macam pejabat tanda tangan. Tapi masa iye sihh… kayak temen es em a  gue.. tinggal nyontek aja salah.. gimana kalo modal mikir.

Mau lihat gimana photo SIM saya? 

Kayak ZUSANA menatap dengan tajamnya ke tukang sate

“Bang Bokirrr pesen sate seratus tusuuuk...”









Komentar

niawashi mengatakan…
super kocak..artikelnya..hasil foto super cimaik yo Bu..persis..bedah jauuh sama aselinya
salam rindu dari tangerang
Eny DArief mengatakan…
Aihh Niaa apa kabar? terima kasih sudah kesini. Salam rindu juga dari sini.