TERCIDUK
Akhir-akhir ini banyak pemimpin daerah
(bupati/walikota) T E R C Y D U Q , baik melalui operasi tangkap tangan (OTT),
maupun melalui pengembangan penyelidikan KPK.
Dari beberapa kasus, ada dua nama yang menarik
perhatian saya, Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara) dan Siti Masitha
(Walikota Tegal).
Wanita-wanita yang seharusnya, hidupnya menjadi impian
dan inspirasi para wanita: cantik,
pintar, terpelajar, lulusan universitas terkenal di Indonesia, lulusan S2 luar
negeri pula, karir yang hebat, dari keluarga kaya raya dan terhormat (dari
sono-nya udah kaya), keluarga bahagia…
Coba, apalagi yang kurang ?
Tinggal jentikkan jari, apa saja yang diinginkan ada
didepan mata.
Mau liburan ke luar negeri, klik (bunyi jentik jari) :
visa, tiket dan akomodasi langsung ada ditangan.
Mau olahraga, klik, tinggal jalan beberapa langkah,
ruangan gym lengkap ada didepan mata
Mau nambah cantik, klik, besok bisa terbang ke korea
pilih model hidung
Mau jalan-jalan ke mall, klik, mobil-mobil berjejer
didepan mata, tinggal pilih warna dan motif:
lurik, batik, motif boleces juga ada.
Mau nonton konser Coldplay, ga perlu terbang jauh-jauh
ke Thailand, Singapore ataupun Australia, tinggal klik, personel Coldplay-nya
yang datang sowan kerumah ibu.
Hahaha…
ini lagi ngomongin ibu-ibu yang korupsi apa lagi ngomongin Jin Tomang sih? Kok
tinggal klik langsung ada didepan mata.
Beda dengan kita… ( KITA ? Lo aja kali :))
Diantara kita para wanita kalangan bawah (ngisor
mejo), harus rela tiap pagi dan sore berdesak-desakkan di commuter line, rela jari keinjak, rela terhimpit ditengah, tanpa pegangan handle diatas (yang penting
bisa nafas), bahkan kadang tak sedikit
mendapat pelecehkan dari laki-laki sableng yang punya kelainan jiwa.
……
Ibu-ibu tercyduq tersebut, kalau mau naik commuter
line nggak perlu ke stasiun Bekasi, kereta-nya yang nyamper kerumah mereka
(lengkap dengan isi kereta, ada gue dan teman-teman didalamnya.. haha)
SATIR banget ya gaya bahasa saya..
Iri ? TENTU TIDAK! (bacanya seperti ketika ditanya “anak
anda cacingan?” )
Salah satu dari wanita tercyduq tersebut, ternyata
bapaknya pernah tercyduq kasus yang sama, netizen ramai-ramai bilang “buah
jatuh tak jauh dari pohonnya”, like father like daughter”.
Coba berfikir sejenak, kalau melihat suatu kasus, saya
melihat kebelakangnya, apa yang membuat suatu kasus itu ada. Dalam hal dua
wanita tercyduq ini, saya melihat latar belakang keluarganya, bapaknya, dengan
apa bapaknya menafkahi anak dan keluarganya? dengan cara apa dan bagaimana?
Koruptor menghasilkan koruptor
Pembunuh menghasilkan pembunuh
Emang dipikir Allah merem? Kok enak’e makan disuapin
pake hasil haram, kuliah dibayarin pake hasil haram, pinter dimodalin dengan
duit haram, ehhh.. mau hasil yang bagus. Kata temen gue “tak u u yeee”.
Istilahnya, menanam produk busuk, ngarep hasil bagus.
Kamu panen apa yang kamu tanam.
Masih inget kasus pembunuhan mahasiswi Ade Sara oleh
Hafid dan Assyifa?
Waktu itu Medsos ramai-ramai menulis latar belakang
keluarga Hafid. Bapaknya Hafid Dokter, tapi pernah terpidana karena kasus
aborsi. Hasil membunuh janin-janin, disuapi ke keluarga dan
anak-anaknya, maka jangan heran bila suatu saat anaknya membunuh pula.
Uang haram itu bagaikan virus yang bergulung-gulung
dalam darah manusia, makin membesar, makin serakah, akhirnya mematikan.
Pak ustad bilang : Meskipun bibirmu mengucap
berkali-kali ‘Allahumma Ajirna Minannar… ‘
tidak akan selamat kamu, karena makan uang haram dan
riba.
" Allaahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa
agninii bifadlika ‘amman siwaaka."
Ya Allah, cukupilah diriku dengan kehalalan rezekiMu
dari yang Engkau haramkan, dan cukupilah diriku dengan karuniaMu dari meminta
kepada selainMu.
Aamiin.
---------------------------------
I DON'T LIKE MONDAYS -
The Boomtown Rats
Komentar