Postingan

Menampilkan postingan dengan label KarinaVira

Euphoria hari pertama

Hari pertama Karina kerja, euphoria-nya (baca : hebohh) sudah dari tadi malam.. haha Karena prosesnya begitu cepat, hanya ada satu kali weekend untuk mempersiapkan segalanya. Pakaian formal Baju-baju formal yang baru ( sempat ) dibeli dan langsung dicuci tadi malam, dengan harapan pagi ini kering karena sudah dikeringkan di mesin cuci. Jaga-jaga bila malam hujan, artinya pagi hari cucian akan lembab saja, maka harus ada Plan B. Plan B nya cari baju formal lain, stock lama yang ada di lemari (maklum selama ini anak kuliahan sedikit sekali koleksi baju formal). Ada stock lama, Plan B aman. Breakfast Apa buat sarapan besok? Pesan delivery Tuna delight Domino Pizza kesukaan dia, malamnya pesan, besok pagi angetin microwave, aman. Lunch Makan siangnya bagaimana? Saya sengaja tidak bawain bekal makan siang Karina, karena masih harus pelajari situasi dulu terutama kondisi tranportasinya bagaimana, mengingat commuterline pagi hari selalu penuh, kalau Karina dibawain

Vira dan mas Gojek

Ini sepotong kisah tentang Vira si anak rantau dan kebaikan mas GOJEK di Surabaya. Kurang lebih satu setengah tahun lalu, saat Vira masih MABA (mahasiswa baru) di ITS Surabaya. Saat itu kondisi Vira sedang sakit, lemah dan semua teman kos pergi kuliah. Mas Gojek  : Mbak-nya pesan makanan ya? Sesuai aplikasi ya. Vira  : Iya mas, tolong usahakan jangan lebih dari sepuluh ribu ya mas, uang saya ditangan cuma segitu Saat itu GoJek belum ada system Top up Go pay seperti sekarang. Sekarang sudah gampang isi top up Gopay melalui mobile banking. Tidak lama kemudian… Mas Gojek  : Mbak warung makannya tutup, bagaimana mbak? Vira  (hampir nangis) : Mas bisa tolong usahain warung makan lain yang murah nggak? saya lagi sakit, harus makan, karena mau minum obat. Saya nggak kuat jalan ke ATM. Harap-harap cemas Vira nunggu mas Gojek dapat makanan yang sesuai. Tidak lama kemudian, mas gojeknya sampe ke alamat kos-an Vira Mas Gojek  : Mbak saya sudah di depan

Marinir vs Rentenir

Gambar
Sabo One Peace Ini percakapan bertahun-tahun lalu yang muncul lagi di story FB Lagi nonton film Avatar di rumah, sama anak-anak. Ade       : Kak, Jake Sully siapa?. Kakak    : Marinir. Ade       : Yang suka nagih utang ya?. Kakak    : Itu sih debt collector. Ade       : O yg suka ngutang-ngutangin itu ya?. Kakak    : Adeee.. itu Rentenir! Hahaha.. gw ketawa denger percakapan mereka. Sekarang mereka sudah gede, jauuh dari pelukan mama.

Mama & Karina (1)

Perjalanan bawa anak balita tentunya tidak cukup hanya bawa baju yang nempel dibadan, pasti diiringi dengan gembolan tas, isi baju salin, susu, makanan kecil, obat-obatan ringan, dlsb. Saya mah selalu bikin check list meskipun jalannya hanya Kampung  Melayu- Senen. Cukup bahkan sangat repot bila jalannya naik angkot. Bawa balita saja sudah repot tambah gembolan-nya . Karina saat kecil, 2 tahun, pernah saya ajak naik mikrolet ke rumah teman untuk menghadiri pesta Ultah anaknya. Perjalanan lumayan jauh sih untuk ukuran balita, naik angkot pula, Kampung Melayu – Senen. Entah karena mikrolet jalannya ngepot , atau entah karena memang jarak tempuhnya kejauhan, Karina (maaf) muntah.   Basah-lah sebagian bajunya. “Bang stop-stop, saya turun disini” Saya tidak bermaksud melanjutkan perjalanan, baiknya balik pulang saja, daripada Karina masuk angin. Karena bawa gembolan , dan ga mungkin turun sekaligus sambil gendong Karina, sambil bawa gembolan, maka saya turunkan K

Mama & Vira (2)

Satu saat Vira (2 tahun ) bilang : “Ma ayook kita punya adek lagi” Saya : Punya ade lagi kan nggak gampang, sayang Vira : Kan tinggal ambil di pasar tempat daging Saya (tertawa, tapi lanjut ngelurusin) : kan mama ga punya uang untuk ambil ade Vira : Kan bisa gesek (dia selalu lihat mama kalo belanja di supermarket geseeeek kartu kredit terusss.. hahaha) Yang dibayangkan Vira, bayi-bayi lucu berjejer di keramik-keramik los daging, tempat daging sapi di dipajang. Hihihi... kebanyakan diajak kepasar nih anak.

Mama & Vira (1)

Di medsos terutama di group-group WA, baru-baru ini lagi menyebar cerita “cari pembantu” Jadi inget bertahun-tahun lalu, saat Vira masih 5 tahun, baru bisa baca, semua tulisan di jalan dibaca. Suatu saat kami lewat depan BCA, Vira narik-narik tangan saya “Mah yook ambil mbak disitu”. Saya nengok ke arah yang ditunjuk Vira… “BCA Kantor Cabang Pembantu”. Duh Dek , kamu benar itu kantor cabang pembantu, tapi bukan yayasan cari mbak… hahahha :) Dulu (sebelum kami menemukan satu mbak yang namanya Runi, dan dia bekerja pada kami selama hampir 7 tahun), masalah saya selalu pada pembantu yang keluar masuk, jadi posisi kita sering boyongan ke rumah Ibu-ku. Tapi setelah anak-anak mulai sekolah sudah tidak mungkin lagi kita hidup  nomaden  begitu, mau nggak mau harus bertahan di rumah, ada atau tidak ada mbak. Yang jadi korban ya anak-anak, ga ada yang bantuin. Balik lagi ke BCA kantor cabang pembantu… kira-kira yang ada di kepala Vira kecil seperti apa ya kondisi didalam kant

Info anak dibuang

Pagi tadi sambil berangkat kerja, dengar di Elshinta, ada anak ditemukan diseputar Harapan Indah Bekasi, terlantar sendirian,  seorang anak laki-laki berusia sekitar 6 tahun. Kondisi anak tersebut sehat, hanya tidak mau bicara ketika ditanyakan siapa nama ayah ibunya. Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, anak kecil malang tersebut diturunkan dari sebuah motor bebek oleh seorang laki-laki dewasa yang sengaja meninggalkannya. Astagfirullah alazimm…   Saya tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya anak itu berada seorang diri ditempat yang tidak diketahuinya, tanpa orang yang dikenalnya. Air mata saya menetes. Saya teringat kisah Karina anak saya bertahun-tahun lalu. Saat Karina masih sekitar 3 tahun. Saat itu saya diundang sahabat saya untuk merayakan ulang tahun anaknya ke 2 tahun.   Saya ajak Karina kerumah sahabat saya itu di suatu Sabtu sore, dengan menumpangi   angkutan umum mikrolet. Seperti pada umumnya, setiap bepergian dengan balita saya membawa gembol

Oleh-oleh Malang : Kecele SEPEDA MONTOR

Gambar
Sebenernya sudah bulan Juni lalu sih oleh-oleh ini saya bawa dari kota Malang, tapi sampai saat ini masih bikin saya senyum-senyum sendiri kalo inget hal tersebut. Cerita ini mengenai kunjungan ke kota Malang beberapa bulan lalu, untuk maksud pendaftaran dan lapor diri anak saya Karina di Universitas Brawijaya , Malang. Jauh sebelum pengumuman hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) keluar, bahkan sebelum ujian negara SMA dilaksanakan ( ini emang lebay banget ), saya sudah ancang-ancang cari tempat kos di kota Malang buat anak saya, salah satunya dengan minta bantuan teman saya dari Kompasiana dengan cara kirim-kiriman pesan inbox. Kok yao yakin banget, bakal bisa kuliah di Universitas Brawijaya. Tapi itulah saya… selalu yakin dan 5 langkah duluan. Kadang sifat saya ini disebelin abege-abege dirumah (dua anak gadis saya) yang sifatnya seperti rata-rata abege pada umumnya. “Mama nyantai aja kaleee..” “Gemana mau nyantai, wong masa depan kalian aja

Rok seragam kependekan

Gambar
Dulu jamannya saya SMA yang menandakan Gaul atau tidaknya seorang siswa bisa dilihat dari cara kita melinting (melipat keatas) lengan kemeja seragam , satu lintingan artinya Gaul, dua lintingan artinya Gaul banget, tiga lintingan… hahaha... pake tengtop aja sekalian. Saya masuk yang mana???  Liat aja nih poto jaman saya SMA, dan hitung sendiri berapa lintingan di legan kemeja saya. Masih cerita soal seragam SMA, tadi pagi saya ditelpon dari sekolah Vira, gurunya complaint karena Vira rok nya kependekan.   Seragam Vira hari Selasa : kemeja putih  lengan pendek + rok abu-abu panjang semata kaki. Pak Amir : Selamat pagi, Ibu orang tuanya Vira ? Saya : Iya pak, selamat pagi, ada apa dengan anak saya ? (deg-degan nih..) Pak Amir : Hari ini saya melihat Vira memakai rok yang salah Saya : Lha hari ini jadwalnya seragam putih abu-abu kan Pak? Pak Amir : Iya tapi roknya kependekan Saya : Tolong ditanyakan ke Vira rok nya ukurannya apa? Terdengar suara Vi

PESTA belum usai

Gambar
D ua tahun berturut-turut ini saya konsentrasi ngurus sekolah anak-anak. Tahun lalu anak saya yang kecil, Vira, masuk SMA. Rasanya baru kemaren, siang malem saya melototin situs http://siap-ppdb.com/ demi mengetahui apakah anak saya kedepak dari sekolah pilihan pertama, kedua atau ketiga?   untuk mengetahui apakah anak saya di posisi aman di salah satu sekolah yang dipilih? Saya pantau terus website PPDB sampai hari terakhir proses seleksi online dan Alhamdulilah anak saya tersaring di SMA negeri pada pilihan pertama, dengan nilai rata-rata 9,325. Hhhhhhhh…sangat ketat persaingan memperebutkan kursi di sekolah negeri fave di negeri ini. Tahun ini, 2013, mulai Februari kemaren, saya kembali berkonsentrasi pada situs http://www.snmptn.ac.id anak sulung saya Karina, mulai kuliah tahun ini, dan Alhamdulilah tanggal 27 Mei 2013 kemaren pengumuman sudah keluar : Karina lulus masuk perguruan tinggi negeri melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). “Ma

Ditelpon penipu lagi

ehh, barusan saya ditelpon lagi sama penipu yang modusnya “anak kecelakaan”. Kali ini saya lagi banyak waktu untuk ngeladenin telponnya. Percakapannya seperti ini : Penelpon :   “Bu, ini dari sekolahan anak ibu. Anak ibu kecelakaan”.  Suaranya di panik-panikin dan back soundnya rame, seolah di sekolah (padahal mungkin di telpon umum rumah sakit jiwa ..hahaha). Saya : “Dari sekolah mana ya? Anak saya yang mana ? anak saya banyak” . Saya pura-pura panik, tapi bikin keki si penelpon. Penelpon : “Anak Ibu yang laki-laki, yang badannya gemuk” Saya : “sorry, anak saya kurus-kurus” ……. GGLODAAAAKK !!   terdengar telpon ditutup disana. Hahahahaha….   Ga pernah liat blog saya kali yeee si penipu, ga liat anak saya kurus-kurus. Heran, masihhhh aja demen nelpon saya. Kayaknya si penelpon ngacak aja dial telpon orang, ngarepnya   dapat mangsa yang bisa dibohongin kemudian   digiring ke ATM untuk transfer uang ke penipu dengan alasan biaya darurat untuk beli

Penipuan by phone modus anak kecelakaan

Barusan dapet telpon ke direct line : Penelpon : Bu, ini dari sekolah, anak ibu jatoh di tangga,kepalanya pecah, pendarahan” Saya        : O, BIARIN AJE deh ! “Gubrakkk” terdengar telpon ditutup dengan cara dibanting. Saya langsung telpon ke sekolah, minta  guru bagian piket cek keberadaan kedua anak saya di kelasnya masing-masing. Sementara nunggu 10 menit sampe guru piketnya selesai nge cek ke kelas anak-anak, saya sms ke dua anak saya : "Are you Ok, Kakak , Adek ? mama barusan ditelpon orang ke direct line, katanya anak mama jatoh di sekolah, kepalanya pendarahaan. Padahal Kakak, Ade ga tau direct line mama, jadi mama rasa itu penipuan, but please confirm that both of you are OK." Kakak bales sms : “I’m ok mah, lagi belajar” Saya telpon lagi ke sekolah, follow up ke guru piket, di konfirmasi : “Anak-anak ibu baik-baik saja , lagi belajar di kelas” Uuuhhhh… dasar penipu!! Buaya mau dikadalin!!!